Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN

  

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga proposal penelitian ini dapat disusun dengan baik. Proposal yang berjudul Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN   ini disusun sebagai bagian dari upaya untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang banyak mempengaruhi pencapaian akademis di sekolah.

Pentingnya motivasi dalam proses belajar mengajar tidak dapat dipandang sebelah mata. Motivasi siswa, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, memainkan peran yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar mereka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh motivasi terhadap hasil belajar IPS, serta mengidentifikasi cara-cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Kepala Sekolah SMPN   yang telah memberikan izin dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Guru-guru IPS yang telah memberikan informasi dan membantu dalam pelaksanaan praobservasi.

Siswa kelas VII yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran di SMPN  , serta memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih terdapat kekurangan, baik dalam hal materi maupun penyampaian. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.


Angkola Timur, Januari 2025

Peneliti

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Pembatasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.6.1 Manfaat Teoritis 4

1.6.2 Manfaat Praktis 4

1.6.2.1 Manfaat bagi Siswa 5

1.6.2.2 Manfaat bagi Guru 5

1.6.2.3 Manfaat bagi Sekolah 5

1.6.2.4 Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya 5

BAB II KAJIAN TEORI 7

2.1 Landasan Teori 7

2.1.1 Motivasi Belajar 7

2.1.1.1 Definisi Motivasi Belajar 7

2.1.1.2 Peran dalam Motivasi dalam Pembelajaran 8

2.1.1.3 Tujuan Pemberian Motivasi 9

2.1.1.4 Macam-Macam Motivasi Belajar Siswa 10

2.1.1.5 Indikator Motivasi 11

2.1.2 Hasil Belajar Siswa 11

2.1.2.1 Definisi Hasil Belajar 11

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 13

2.1.3 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 15

2.1.4 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar 15

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan 15

2.3 Kerangka Berpikir 17

2.4 Hipotesis Penelitian 18

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 19

3.1 Jenis Penelitian 19

3.2 Variabel Penelitian 19

3.2.1 Variabel Independen 19

3.2.2 Variabel Dependen 20

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian 20

3.4 Definisi Operasional 20

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 22

3.5.1 Populasi 22

3.5.2 Sampel 22

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 22

3.6.1 Angket 22

3.6.2 Dokumentasi 24

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 24

3.7.1 Uji Validitas 24

3.7.2 Uji Reabilitas 26

3.8 Teknik Analisis Data 26

3.8.1 Deskriptif Statistik 26

3.8.2 Tahap Pengujian Prasyarat 27

3.8.2.1 Uji Normalitas 27

3.8.2.2 Uji Linearitas 27

3.8.3 Uji Regresi Sederhana 27

3.8.4 Korelasi Product Moment 28

3.8.5 Koefisien Determinasi 29

3.8.6 Uji Signifikasi 29

DAFTAR PUSTAKA 30

DAFTAR GAMBAR


Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir 18

Gambar 3. 1 rtabel 25

DAFTAR TABEL


Tabel 3. 1 Definisi Operasional 20

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Angket 23

Tabel 3. 3 Kisi- Kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar dan Hasil Belajar 23

Tabel 3. 4 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi 28


 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai seseorang agar dapat berperan secara efektif dalam kehidupan. Pendidikan mencakup berbagai aktivitas yang memungkinkan individu untuk memahami dunia di sekitarnya, memecahkan masalah, beradaptasi dengan perubahan, dan berkontribusi pada masyarakat. Proses ini dapat berlangsung di berbagai lingkungan, seperti sekolah, keluarga, atau komunitas, baik secara formal maupun informal.

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan bagi membangunkan potensi yang ada di dalam diri manusia (Hasmori, Sarju, Norihan, Hamzah, & Saud, 2011). Sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa (Sulistiyowati, 2013). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pendidikan nasional bertujuan untuk : 

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sedangkan salah satu untuk mendapatkan pendidikan dengan nilai-nilai mulia, berakhlak, kreatif, dan memiliki karakter sesuai budaya bangsa dapat diperoleh melalui penggunaan bahasa yang baik.

Salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial siswa adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS tidak hanya mengajarkan siswa tentang fakta dan konsep sosial, tetapi juga bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki sikap kritis, peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang memadukan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan antropologi, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang kehidupan manusia dalam konteks sosial, budaya, dan lingkungannya. IPS dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan antarindividu dan masyarakat, dinamika sosial, serta tantangan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pembelajaran IPS, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memahami nilai-nilai kemanusiaan, dan membangun sikap tanggung jawab sebagai warga negara yang aktif dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Namun, kenyataannya, hasil belajar IPS siswa sering kali belum mencapai target yang diharapkan. 

Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran IPS di kelas VII diketahui bahwa sebagian besar siswa menunjukkan motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran IPS. Banyak siswa yang kurang tertarik dengan materi pelajaran, yang tercermin dari kurangnya partisipasi aktif dalam diskusi kelas dan ketidakhadiran mereka dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran IPS. Beberapa siswa menunjukkan motivasi yang lebih tinggi ketika ada hadiah atau penghargaan yang ditawarkan, seperti nilai yang baik atau pujian dari guru. Namun, motivasi ini cenderung tidak konsisten dan bergantung pada insentif eksternal. Berdasarkan hasil ujian dan tugas yang telah diberikan selama satu semester, rata-rata nilai siswa dalam mata pelajaran IPS masih menunjukkan hasil yang bervariasi. Beberapa siswa memperoleh nilai baik, namun sebagian besar berada pada nilai yang lebih rendah, menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar dalam pencapaian akademis di kelas ini. Guru IPS cenderung menggunakan metode ceramah sebagai pendekatan utama dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan beberapa siswa merasa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa mengaku kesulitan memahami materi IPS, terutama yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak seperti sejarah atau geografi, yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam dan aplikasi praktis.

Salah satu faktor yang diduga memengaruhi hasil belajar siswa adalah tingkat motivasi belajar. Tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran mempengaruhi perkembangan belajar dan hasil belajar siswa (Harahap, Anjani, & Sabrina, 2021). Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal yang memengaruhi intensitas, arah, dan ketekunan siswa dalam belajar. Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih bersemangat, fokus, dan mampu menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran dengan baik. Sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sering kali mudah merasa bosan, kurang terlibat dalam aktivitas pembelajaran, dan akhirnya mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Peterria & Suryani, 2016). Siswa-siswi tersebut akan mememahami apa yang dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Siswa menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat (Yudiyanto & Teni, 2021). Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti dukungan dari lingkungan keluarga, metode pengajaran guru, fasilitas belajar, dan suasana kelas. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi sejauh mana motivasi belajar berperan dalam menentukan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN  ". Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS, sehingga dapat menjadi acuan bagi guru dan pihak sekolah dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.

Identifikasi Masalah

Di SMPN  , hasil belajar IPS siswa kelas VII menunjukkan variasi yang cukup besar. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi siswa. Sebagian siswa tampak kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS dan memiliki hasil belajar yang rendah, yang dapat mempengaruhi pencapaian akademis mereka. Namun, belum ada penelitian yang secara spesifik mengkaji bagaimana pengaruh motivasi terhadap hasil belajar IPS di sekolah ini. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan hal tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

Sebagian siswa tampak kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS.

Rendahnya motivasi belajar siswa

Siswa memiliki nilai yang rendah.

Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya akan mengkaji pengaruh motivasi terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas VII di SMPN   pada tahun ajaran 2024/2025. Fokus penelitian terbatas pada variabel motivasi siswa yang meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik serta hasil belajar yang diukur melalui nilai ujian dan tes harian pada mata pelajaran IPS.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh motivasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN  ?

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa dengan motivasi tinggi dan rendah di SMPN  ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN  .

Untuk mengidentifikasi apakah motivasi siswa dapat membedakan hasil belajar IPS antara siswa dengan tingkat motivasi yang tinggi dan rendah.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori motivasi dalam konteks pembelajaran IPS, khususnya pada siswa SMP.

Manfaat Praktis

Manfaat bagi Siswa

Siswa dapat memahami bagaimana motivasi mempengaruhi hasil belajar mereka, sehingga mereka termotivasi untuk lebih berusaha dalam belajar.

Dengan mengetahui cara meningkatkan motivasi diri, siswa dapat mengoptimalkan potensi akademis mereka dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam mata pelajaran IPS.

Siswa dapat mengembangkan sikap proaktif dan disiplin dalam belajar, serta menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan akademis.

Manfaat bagi Guru

Guru dapat merancang metode pembelajaran yang lebih menarik dan sesuai dengan tingkat motivasi siswa, sehingga meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS.

Meningkatkan Pemahaman terhadap Kebutuhan Siswa: Guru dapat lebih peka terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dan dapat memberikan dukungan yang sesuai, baik dalam bentuk dorongan moral maupun pendekatan pembelajaran yang relevan.

Penelitian ini memberikan informasi penting bagi guru dalam mengevaluasi cara terbaik untuk meningkatkan motivasi siswa, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pencapaian akademik.

Manfaat bagi Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar, sekolah dapat mengimplementasikan kebijakan yang mendukung peningkatan motivasi siswa, seperti program pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.

Pihak sekolah dapat merancang program-program yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan hasil akademik secara keseluruhan di sekolah.

Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan motivasi siswa, seperti pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memotivasi siswa lebih giat dalam belajar.

Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi dasar atau referensi untuk penelitian lanjutan mengenai motivasi belajar dan hasil akademik siswa, baik dalam konteks mata pelajaran lain maupun dalam setting pendidikan yang berbeda.

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lebih lanjut teori-teori yang terkait dengan motivasi belajar, serta mengkaji metode-metode baru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa di sekolah.

Peneliti berikutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk memperbaiki metodologi penelitian yang lebih tepat atau menguji faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

 

BAB II

KAJIAN TEORI

Landasan Teori

Motivasi Belajar

Definisi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (Hrp, et al., 2022) motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang artinya daya penggerak yang telah aktif (Arifin, 2023). Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2006). motivasi belajar, yaitu suatu dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar agar prestasi belajar dapat dicapai secara optimal (Mulyaningsih, 2014). Motivasi belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat belajar atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar. Istilah motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat didalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut berbuat dan bertindak (Uno, 2008).

Motivasi belajar adalah dorongan atau alasan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar, yang mempengaruhi seberapa besar usaha, ketekunan, dan fokus yang diberikan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi ini dapat bersifat intrinsik, di mana individu belajar karena ada rasa ingin tahu, minat, atau kepuasan pribadi yang diperoleh dari proses tersebut, atau ekstrinsik, di mana individu belajar untuk memperoleh penghargaan, nilai baik, atau menghindari hukuman. Motivasi belajar sangat penting karena dapat menentukan tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar, mendorong mereka untuk tetap gigih meskipun menghadapi tantangan, serta membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya (Djamaluddin & Wardana, 2019). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: 

Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Contohnya: setelah siswa membaca suatu bab buku bacaan, di bandingkan dengan temannya sekelas yang juga bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi. 

Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. Sebagai ilustrasi jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai maka ia berusaha maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. 

Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius, seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya

Membesarkan semangat belajar. Contohnya, seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada adik yang di biayai orang tua maka ia akan berusaha agar cepat lulus. 

Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk menggunakan kekuatannya sehingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan temannya. Apa yang di lakukan di harapkan dapat berhasil memuaskan.

Peran dalam Motivasi dalam Pembelajaran

Peran penting motivasi belajar dan pembelajaran (Uno H. , 2011), antara lain sebagai berikut :

Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui. 

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, walaupun yang dipelajari itu sedikit, tapi sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh anak. 

Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran (Soemanto, 2006), adalah sebagai berikut :

Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak, terutama sebagai siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran. 

Peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak akan ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa (peserta didik) yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut. 

Peran motivasi menyeleksi arah pembuatan. Di sini motivasi dapat berperan menyeleksi arah pembuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. 

Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa, sedangkan motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umum didapat dari guru (pendidik). 

Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa (peserta didik) selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran seorang siswa tersebut.

Tujuan Pemberian Motivasi

Tujuan pemberian motivasi dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan semangat, keterlibatan, dan kinerja siswa selama proses belajar. Motivasi yang diberikan bertujuan agar siswa memiliki keinginan dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pelajaran, sehingga mereka lebih aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dengan motivasi yang tepat, siswa dapat fokus pada tujuan pembelajaran, baik itu untuk menguasai materi, mencapai nilai yang baik, maupun mengembangkan keterampilan tertentu. Selain itu, motivasi membantu siswa mengatasi rasa malas, keputusasaan, atau frustrasi yang mungkin muncul ketika menghadapi materi yang sulit. Motivasi juga berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa, mendorong mereka untuk belajar dengan lebih mandiri, dan mengembangkan sikap positif terhadap pendidikan. Dengan demikian, motivasi tidak hanya berfungsi untuk memperbaiki hasil belajar, tetapi juga untuk membangun karakter dan kemandirian siswa dalam proses pendidikan.

Adapun tujuan pemberian motivasi (Hrp, et al., 2022), antara lain: 

Mendorong gairah dan semangat belajar 

Meningkatkan moral dan kepuasan belajar 

Meningkatkan produktivitas hasil belajar 

Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi 

Menciptakan suasana dan hubungan 

Meningkatkan Kreativitas dan partisipasi belajar 

Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya

Macam-Macam Motivasi Belajar Siswa

Menurut Sardiman (Rahayu, 2023) terdapat dua macam motivasi belajar sebagaimana berikut :

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tanpa harus dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Apabila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik apabila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam cara dapat dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar

Indikator Motivasi

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsurunsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut, antara lain adanya hasrat dan keinginan berhasil; dorongan dan kebutuhan dalam belajar; harapan dan cita-cita masa depan; penghargaan dalam belajar; serta lingkungan belajar yang kondusif (Uno H. B., 2008). Menurut Sardiman (Arifin, 2023) indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa (instrinsik) adalah sebagai berikut. 

Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terusmenerus dalam waktu yang lama (tidak pernah berhenti sebelum selesai). Seperti siswa mulai mengerjakan tugas tepat waktu, mencari sumber lain, tidak mudah putus asa, dan memeriksa kelengkapan tugas. 

Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar. 

Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang terdiri dari berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar.

Lebih senang bekerja mandiri. 

Cepat bosan pada tugas rutin. 

Dapat mempertahankan pendapatnya.

Hasil Belajar Siswa

Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan dan untuk memperoleh target yang diharapkan pendidik (Hasanah, 2017). Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Mulyani, 2009).

Menurut Bloom (Wirda, Ulumudin, Widiputera, Listiawati, & Fujianita, 2020) definisi hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Evaluasi hasil belajar adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar yang telah dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan dan dapat melakukan perbaikan terhadap gaya atau cara peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar (Artama, et al., 2023). Evaluasi hasil belajar pada pasal 58 ayat 1 UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Evaluasi hasil belajar (Artama, et al., 2023) bertujuan untuk: 

Menggambarkan keterampilan belajar peserta didik sehingga diketahui kelebihan dan kekurangan pada beragam bahan ajar yang dipelajarinya. 

Mendapatkan informasi tentang kesuksesan proses pembelajaran yang dilakukan yakni sejauh mana dapat terjadi perubahan perilaku peserta didik secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Menetapkan tindak lanjut dari evaluasi yang dihasilkan yakni melaksanakan penyempurnan dan melakukan perbaikan pada suatu kegiatan pembelajaran juga cara yang dilakukan dalam melaksanakannya. 

Membagikan laporan pertanggungjawaban dari sekolah ke pihak yang memiliki kepentingan seperti orang tua, masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan orang tua peserta didik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Purwanto (Gunawan, Kustiani, & Hariani, 2018) menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara intelegensi seseorang dengan yang lain. Faktor pembawaan (sifat-sifat ciri bawaan sejak lahir), kematangan (perkembangan organ fisik dan psikis), pembentukan (keadaan diluar diri yang mempengaruhi perkembangan intelegensi), minat (dorongan-dorongan untuk berinteraksi) dan kebebasan (metode-metode yang dipilih untuk menyelesaikan masalah-masalahnya) merupakan faktor-faktor yang banyak mempengaruhi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat berasal dari berbagai aspek, baik internal (dalam diri siswa) maupun eksternal (dari lingkungan sekitar). Berikut beberapa faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar:

Motivasi Belajar. Motivasi adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi seberapa giat seorang siswa belajar. Motivasi intrinsik (berasal dari dalam diri, seperti rasa ingin tahu atau kepuasan pribadi) dan motivasi ekstrinsik (dari faktor luar, seperti hadiah atau pengakuan) dapat memengaruhi tingkat keterlibatan dan usaha siswa dalam proses belajar. Motivasi belajar merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan adanya motivasi dapat menimbuhkan hasil belajar peserta didik yang baik. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar (Datu, Tumurang, & Sumilat, 2022). Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran (Hamdu & Agustina, 2011)

Lingkungan Belajar. Lingkungan fisik dan sosial tempat siswa belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan yang kondusif, tenang, dan bebas dari gangguan akan membantu siswa fokus dan lebih efektif dalam belajar. Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan guru juga dapat memberikan dorongan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Kualitas Pengajaran. Kualitas pengajaran atau metode yang digunakan oleh guru juga berperan besar dalam hasil belajar siswa. Pengajaran yang menyenangkan, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa akan membantu mereka lebih mudah memahami materi. Teknik pengajaran yang bervariasi, seperti diskusi, ceramah, atau proyek, juga dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.

Kemampuan dan Potensi Diri. Setiap siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda dalam belajar. Faktor ini mencakup bakat, kecerdasan, serta pengalaman sebelumnya yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyerap dan mengolah informasi. IQ merupakan faktor bawaan dari setiap siswa, pemetaan akan tingkat IQ siswa diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menerima pembelajaran (Gunawan, Kustiani, & Hariani, 2018)

Kesehatan Fisik dan Mental. Kondisi fisik dan mental siswa juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Siswa yang sehat fisik dan mentalnya akan memiliki energi lebih untuk fokus belajar dan dapat menghadapi tantangan belajar dengan lebih baik. Stres, kecemasan, atau gangguan kesehatan dapat menghambat konsentrasi dan kemampuan belajar siswa.

Waktu dan Frekuensi Belajar. Waktu yang cukup dan frekuensi belajar yang teratur dapat mempengaruhi pemahaman dan hasil belajar siswa. Siswa yang belajar secara teratur dengan waktu yang cukup untuk memahami materi akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang belajar secara tergesa-gesa atau hanya mengandalkan waktu yang singkat.

Fasilitas dan Sumber Belajar. Akses terhadap fasilitas yang memadai, seperti buku, internet, dan alat pembelajaran lainnya, dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. Sumber belajar yang kaya dan mudah diakses akan membantu siswa mendapatkan informasi yang lebih luas dan mendalam, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar mereka.

Kondisi Sosial Ekonomi. Faktor sosial ekonomi keluarga siswa juga memengaruhi hasil belajar. Siswa yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih baik cenderung memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan, seperti kursus tambahan, buku, atau alat belajar.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai berbagai aspek kehidupan sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan politik. Pembelajaran IPS membantu siswa memahami interaksi antar individu, kelompok, dan masyarakat, serta hubungan antara manusia dengan lingkungan alam dan budaya. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang konsep-konsep sosial, menumbuhkan sikap sosial seperti kerjasama, saling menghormati, dan toleransi, serta mengasah keterampilan berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi masalah sosial. Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial, mengelola hubungan sosial, dan memahami tanggung

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar motivasi yang dimiliki, semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai pun semakin optimal. Dengan motivasi yang kuat, siswa berusaha meningkatkan keberhasilan dalam belajar hingga mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan harapan. Selain itu, motivasi juga berperan penting dalam mendukung upaya siswa dan memastikan proses belajar tetap berlangsung. Hal ini membuat siswa menjadi lebih tekun dan gigih dalam belajar (Yudiyanto & Teni, 2021).

Kajian Penelitian yang Relevan

Sebuah penelitian akan lebih baik jika didukung oleh kajian yang relevan, untuk itu penulis akan memaparkan kajian yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini :

Penelitian yang dilakukan Almi Ranti Datu, Hetty Julita Tumurang dan Juliana Margareta Sumilat pada tahun 2022 dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditengah pandemi Covid-19 pada siswa SD Negeri 2 Tomohon. Dimana variabel dalam penalitian ini adalah motivasi belajar (X) dan hasil belajar (Y). Populasi dalam penalitian ini adalah siswa SD Negeri 2 Tomohon, dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling, dan didapat 30 siswa sebagai sampel kelas IV. Teknik pengambilan Data penelitian menggunakan angket untuk pengambilan data motivasi belajar yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data hasil belajar diambil dengan teknik dokumentasi yaitu data nilai pembelajaran Tema 4 kelas IV. Data dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan (𝑎) = 0.05 yang pada uji normalitis data X menunjukkan Lhitung = 0,060 < Ltabel = 0.16, sedangkan data Y menunjukkan Lhitung = 0,159 dan nilai Ltabel = 0.161 sehingga kedua data dapat dikatakan normal. Selanjutnya pada uji homogenitas menggunakan statistic uji F, dengan s₁² =87,32 dan s₂² = 48,00 dengan 𝑎 = 0,05 memberikan nilai =1,81 sedangkan = 1,86. Hal ini menunjukkan bahwa = 1,86. Dapat dikatakan bahwa data variabel motivasi belajar dan variabel hasil belajar siswa berdistribusi homogen. Hasil penelitian ini menunjukkan =2,15 dan =2,00. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD. Motivasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan suatu pendidikan di sekolah, dimana hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah motivasi belajar dari diei siswa itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar pada Tahun 2011. Artikel ini ditujukan untuk menyelidiki pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa. Penelitian korelasi deskriptif ini dilakukan sebagai studi kasus terhadap siswa kelas empat Sekolah Dasar dan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan level dari pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar IPA. Terdapat total 26 siswa kelas empat Sekolah Dasar dari SD Tarumanagara kecamatan Tawang, Tasikmalaya yang dijadikan sample dalam penelitian ini. Data-data dikumpulkan melalui questionare instrument dari variable motivasi belajar dan juga hasil test siswa sebagai variable rata-rata pencapaian siswa. Hasil dari data-data diproses melalui perhitungan statistic dan korelasi rata-rata, didapat melalui penggunaan SPSS 16.0. Data menunjukkan interprestasi tingkat reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA adalah sebesar 48,1%.

Berdasarkan kedua penelitian diatas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan judul yang diteliti oleh peneliti sekarang. Kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama mencari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Perbedaan kedua penelitian diatas dengan penelitian ini adalah berbeda mata pelajaran, tempat dan waktu penelitian

Kerangka Berpikir

Motivasi belajar merupakan faktor penting yang mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi ini bisa berasal dari faktor internal (minat, rasa ingin tahu) dan eksternal (hadiah, penghargaan). Motivasi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan fokus dan keterlibatan siswa dalam pelajaran IPS. Hasil belajar IPS mengacu pada pencapaian siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa terkait topik-topik yang diajarkan dalam mata pelajaran tersebut. Hasil ini dapat diukur melalui tes, ujian, atau tugas. Secara teori, siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih berusaha untuk memahami materi pelajaran, menyelesaikan tugas dengan baik, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan motivasi yang lebih baik dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.


 

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir


Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berikut hipotesis dalam penelitian ini :

Ha : Motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN  

H0 : Motivasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN  


 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik, matematika atau komputasi (Abdullah, et al., 2021). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berbentuk angka dan analisis statistik untuk menjelaskan hubungan, pengaruh, atau pola antara variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat hubungan atau pengaruh secara objektif dan terukur. Penelitian kuantitatif memungkinkan pengukuran yang objektif terhadap hubungan antara variabel motivasi belajar (variabel bebas) dan hasil belajar IPS (variabel terikat). Dengan menggunakan angka dan analisis statistik, hasil penelitian menjadi lebih terukur dan bebas dari bias subjektif.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih (Malik & Chusni, 2018). Dalam penelitian kuantitatif hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti karena bersifat sebab dan akibat yang terkait dengan variabel independen dan dependen (Abdullah, et al., 2021).

Variabel Independen

Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai veriabel bebas. Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulya veriabel (terikat) (Malik & Chusni, 2018). Variabel bebas/independent variables: variabel yang nilainya mempengaruhi perubahan variabel dependent (variabel terikat), jenis variabel ini dapat dimanipulasi (Abdullah, et al., 2021). Variabel ini mengacu pada tingkat dorongan internal maupun eksternal siswa yang mendorong mereka untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran IPS. Aspek-aspek motivasi belajar biasanya meliputi minat, tekad, kebutuhan, dan dorongan untuk berprestasi.

Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut variable output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable terikat. Variable terikat merupakan variable yandipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Malik & Chusni, 2018). Variabel terikat/dependent variables: variabel yang nilainya dipengaruhi atau tergantung pada nilai variabel independent (variabel bebas) (Abdullah, et al., 2021). Variabel ini merujuk pada pencapaian siswa dalam pelajaran IPS, yang dapat diukur melalui nilai tes, tugas, atau aspek kognitif lainnya. Hasil belajar mencerminkan sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi yang diajarkan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret pada tahun ajaran 2024/2025. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri  , khususnya pada siswa kelas VII sebagai subjek penelitian.

Definisi Operasional

Definisi operasional yang baik merupakan akumulasi pengetahuan dan pemahaman peneliti terhadap variabelvariabel yang diukur (Mathar, 2013). Definisi operasional bertujuan untuk membatasi ruang lingkup variabel, menyamakan presepsi sehingga memudahkan serta menjaga konsistensi peneliti dalam melakukan pengumpulan, pengukuran dan analisis data menjadi efesien (Abdullah, et al., 2021). Berikut definisi operasional pada penelitian ini :

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Motivasi belajar Hasil Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan atau alasan yang mendorong individu untuk terlibat dalam proses belajar dan berusaha mencapai tujuan akademik atau pribadi. Motivasi ini mencakup faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sejauh mana seseorang berusaha untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau pencapaian tertentu.

Ada dua jenis motivasi belajar yang umumnya dikenal:

Motivasi Intrinsik: Motivasi yang berasal dari dalam diri individu, seperti rasa ingin tahu, kepuasan pribadi, atau minat terhadap materi yang dipelajari. Orang yang memiliki motivasi intrinsik belajar karena mereka merasa tertantang dan menikmati proses pembelajaran itu sendiri.

Motivasi Ekstrinsik: Motivasi yang berasal dari faktor eksternal, seperti harapan akan hadiah, pengakuan, atau hasil tertentu (misalnya, nilai yang baik, pujian, atau promosi). Individu yang termotivasi secara ekstrinsik cenderung belajar untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan penghargaan eksternal.

Motivasi belajar memainkan peran penting dalam meningkatkan keterlibatan, konsistensi, dan hasil belajar seseorang. Hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh oleh seseorang setelah melalui proses pembelajaran. Hasil ini mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang telah dikuasai oleh siswa atau peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dapat diukur melalui berbagai bentuk evaluasi, seperti tes, ujian, tugas, atau observasi terhadap kinerja peserta didik.

Hasil belajar biasanya dibagi menjadi tiga domain utama:

Kognitif: Berkaitan dengan aspek pengetahuan atau pemahaman materi yang telah dipelajari, seperti fakta, konsep, teori, atau prinsip.

Afektif: Berkaitan dengan sikap, nilai, dan perasaan yang berkembang pada diri peserta didik sebagai dampak dari pembelajaran.

Psikomotor: Berkaitan dengan keterampilan praktis atau kemampuan yang dapat diterapkan dalam situasi nyata.

Hasil belajar mencerminkan seberapa efektif proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.


Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi adalah keseluruhan sujek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2010). Polulasi adalah objek/subjek penelitian dengan karakter dan ciri yang sudah ditetapkan (Malik & Chusni, 2018). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Abdullah, et al., 2021).

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Malik & Chusni, 2018). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Abdullah, et al., 2021)

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna, dimana orang yang memberikan respon ini disebut dengan responden (Malik & Chusni, 2018). Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna, dimana orang yang memberikan respon ini disebut dengan responden. Kuesioner (angket): merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan validitas dan reliabilitas tinggi, metode ini berupa susunan rangkaian pertanyaan tertulis yang harus dijawab yang berhubungan dengan topik penelitian tertentu sesuai dengan keilmuan peneliti pada sekelompok orang atau individu /responden (Abdullah, et al., 2021).

Berikut kisi-kisi instrumen angket :

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Angket

No Alternatif Jawaban Pernyataan

Pernyataan + Pernyataan -

1 Selalu 5 1

2 Sering 4 2

3 Kadang-kadang 3 3

4 Jarang 2 4

5 Tidak pernah 1 5

Tabel 3. 3 Kisi- Kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Variabel Indikator Deskriptor No Item

Motivasi Belajar Ketekunana dalam Belajar Kehadiran di sekolah 1 - 9

Mengikuri pembelajaran

Belajar dirumah

Ulet dalam menghadapi kesulitan Sikap terhadap kesulitan

10 - 15

Usaha menghadapi kesulitan

Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar -kebiasaan dalam mengikuti pelajaran 16 – 21

Semangat dalam mengikuti pelajaran

Berprestasi dalam belajar -Keinginan untuk berprestasi 22 – 26

Kualitas hasil

Mandiri dalam belajar -Penyelesaian tugas atau 27 - 30

Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran saat di sekolah

Hasil belajar siswa Nilai semester Dokumentasi data nilai UTS


Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan informasi atau data yang berkaitan dengan suatu kegiatan, peristiwa, atau objek tertentu. Dokumentasi bertujuan untuk menyajikan bukti, mencatat sejarah, atau memberikan referensi yang dapat digunakan di masa mendatang. Informasi yang didokumentasikan dapat berupa tulisan, foto, video, atau rekaman lainnya.

Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Uji Validitas

Sebelum dilakukan pengambilan data yang sebenarnya, angket sebagai instrumen yang telah disusun perlu diuji coba terlebih dahulu. Untuk mendapatkan rhitung peneliti menggunakan bantuan program komputer SPPS, dan untuk mendapatkan rtabel menggunakan tabel distribusi nilai dengan signifikasi 5% Dalam penelitian sosial, penelitian pendidikan, dan sebagian besar penelitian ilmu sosial lainnya, tingkat signifikansi 5% dianggap cukup untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Karena pada uji coba pertama responden sebanyak 30 siswa, maka didapatkan rtabel 0,361. 

 

Gambar 3. 1 rtabel

Berdasarkan perhitungan, maka : 

Jika nilai rhitung > rtabel, maka variabel pernyataan valid 

Jika nilai rhitung < rtabel, maka variabel pernyataan tidak valid

Uji Reabilitas

Selanjutnya setelah melakukan uji validitas terhadap instrumen, dapat dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang mengukur keandalan suatu alat ukur terhadap objek yang diukurnya. Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama bila diterapkan pada waktu yang berbeda (Abdullah, et al., 2021). Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memenuhi kriteria pengujian reliabilitas instument dengan menggunakan taraf signifikan 5%. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal. Kemudian dilanjutkan dengan uji reabilitas dengan dasar pengambilan keputusan : 

Jika nilai Cronbach alpha > 0,6 maka instrumen kuesioner handal 

Jika nilai Cronbach alpha < 0,6 maka instrumen kuesioner tidak handal

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dikerjakan dengan memeriksa seluruh data dari instumen penelitian, seperti catatan, dokumen, hasil tes, rekaman, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih mudah dipahami, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara akurat. Salah satu contoh data numerik dalam metode penelitian kuantitatif yaitu hasil survey responden. Teknik analisis data kuantitatif pada umumnya menggunakan model matematika, model statistik, dan lain-lain (Priadana & Sunarsi, 2021).

Deskriptif Statistik

Statistika dalam arti sempit (statistika deskriptif) ialah Statistika yang mendeskripsikan atau menggambarkan tentang data yang disajikan dalam tabel, diagram, pengukuran tendensi sentra (rata-rata hitung, ratarata ukur, dan rata-rata harmonik), pengukuran penempatan (median, kuartil, desil, dan persentil), pengukuran penyimpangan (range, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan ratarata, simpangan baku, varians, koefisien varians, dan angka baku), angka indeks serta mencari kuatnya hubungan dua variabel, melakukan peramalan (prediksi) dengan menggunakan analisis regresi linier, membuat perbandingan (komparatif) (Malik & Chusni, 2018). Teknik analisis data kuantitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data historis guna menghasilkan suatu kesimpulan. Pendekatan ini diterapkan terutama saat berurusan dengan data berukuran besar, seperti data dari survei atau sensus penduduk (Priadana & Sunarsi, 2021).

Tahap Pengujian Prasyarat

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa keabsahan sample dari populasi. Syaratnya adalah data sample dikatakan berdistribusi normal apabila skor yang diperoleh berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dalam pengolahan data ini yang menggunakan chi kuadarat. Rumus untuk pengujian chi kuadrat, yaitu :

  : Motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN  

H0 : Motivasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN  

Penentuan kriteria penilaian :

Jika nilai Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. 

Jika nilai Sig < 0,05 maka data berdisitribusi tidak normal.

Uji Linearitas

Sebagai uji yang dilakukan guna untuk melihat bentuk dari hubngan antara variable x dan y yang akan diteliti, uji linearitas merupakan sebuah uji prasyarat untuk penelitian yang menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian linearitas dapat dilakukan melalui aplikasi SPSS yaitu Test For Linearity . 

Jika nilai signifikasi < 0,05, maka variabel dalam peneletian tersebut memiliki hubungan yang linear. 

Jika nilai signifikasinya > 0,05, maka variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut tidak memiliki hubungan yang linear

Uji Regresi Sederhana

Regresi linear sederhana mempelajari bentuk hubungan dan pengaruh yang diduga bersifat konstan antara satu variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) (Ulum). Uji regresi sederhana adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh antara satu variabel independen (prediktor) terhadap satu variabel dependen (respon). Tujuannya adalah untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat memengaruhi atau menjelaskan perubahan pada variabel dependen.

Korelasi Product Moment

Uji regresi sederhana dalam penelitian bertujuan untuk menganalisis apakah dan sejauh mana motivasi belajar (variabel independen) memengaruhi hasil belajar IPS siswa (variabel dependen). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negative, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnyakoefisien korelasi.

r_xy =(n∑▒〖xy-(∑▒〖x)(∑▒〖y)〗〗〗)/√({n∑▒〖x2)- ∑ x)2}{n∑▒〖y2-(∑▒〖y)2}〗〗〗)

Keterangan : 

Rxy = koefisien product moment 

n = banyaknya responden 

x = Jumlah total variabel X 

y = Jumlah total variabel Y

XY = Jumlah hasil kali total variabel X dengan total variabel Y

Setelah menghitung nilai menggunakan rumus korelasi produk-moment Pearson, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan makna dari nilai korelasi tersebut. Untuk menentukan tingkat korelasi antara variabel X dan Y, kita dapat merujuk pada tabel interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan yang sudah disediakan. Tabel ini akan membantu untuk mengklasifikasikan seberapa kuat hubungan antara kedua variabel berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh.

Tabel 3. 4 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi

No Interval Nilai r Kriteria Kekuatan Hubungan

1 0,00 – 0,199 Sangat rendah

2 0,20 – 0,399 Rendah

3 0,40 – 0,599 Sedang

4 0,60 – 0,799 Kuat

5 0,80 – 1.00 Sangat kuat


Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi dapat ditemukan pada tabel Model Summary, yang tercantum sebagai R Square.

Nilai R² yang sebesar 1 menunjukkan bahwa seluruh pengaruh variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, tanpa ada faktor lain yang memengaruhi variabel dependen. Sementara itu, jika nilai R² berada antara 0 hingga 1, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai R², semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Uji Signifikasi

Uji signifikansi dilakukkan untuk dapat mengetahui seberapa besar makna hubungan variabel X terhadap Y. Adapun rumusnya yaitu:

t = √(n-2)/√(1-r^2 )

Keterangan :

t = distribusi t 

r = koefisien korelasi 

r2 = koefisien determinasi 

n = jumlah data 

Hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan menggunakan tingkat kesalahan 0, 05. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 

H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai sig > a 

H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > tabel atau jika nilai sig < a 

DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, K., Jannah, M., Aiman, U., Hasda, S., Fadilla, Z., Taqwin, . . . Sari, M. E. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Pidie: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Arifin, M. (2023). KONSEP DASAR MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN. In Herwati, M. Arifin, T. Rahayu, A. Waritsman, D. J. Solang, S. Zulaichoh, . . . B. Kristanto, MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN KONSEP, TEORI DAN APLIKASI. Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Artama, S., Djollong, A. F., Ismail, Lubis, L. H., Kalbi, Yulianti, R., . . . Diana, P. Z. (2023). Evaluasi Hasil Belajar. Serdang: PT. MIFANDI MANDIRI DIGITAL.

Datu, A. R., Tumurang, H. J., & Sumilat, J. M. (2022). Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di tengah pandemi covid-19. Jurnal Basicedu, 6(2), 1959-1965.

Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Parepare: CV. KAAFFAH LEARNING CENTER.

Gunawan, Kustiani, L., & Hariani, L. S. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Jurnal Penelitian Dan Pendidikan IPS, 12(1), 14-22.

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. urnal penelitian pendidikan, 12(1), 90-96.

Harahap, N. F., Anjani, D., & Sabrina, N. (2021). Analisis artikel metode motivasi dan fungsi motivasi belajar siswa. Indonesian Journal of Intellectual Publication, 1(3), 198-203.

Hasanah, U. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test) Peserta Didik Kelas V di MI Isma Al-Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017ria. Al-Tadzkiyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, 1.

Hasmori, A. A., Sarju, H., Norihan, I. S., Hamzah, R., & Saud, M. S. (2011). Pendidikan, kurikulum dan masyarakat: Satu integrasi. Journal of Edupres, 1, 350-356.

Hrp, N. A., Masruri, Z., Saragih, S. Z., Hasibuan, R., Simamora, S. S., & Toni. (2022). Buku Ajar: Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung .

Malik, A., & Chusni, M. (2018). Pengantar Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi . Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH.

Mathar, M. Q. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif untuk Ilmu Perpustakaan. 

Mulyani, A. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh interaksi sosial keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, 20(4), 441-451.

Peterria, V., & Suryani, N. (2016). Pengaruh lingkungan sekolah, cara belajar, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola peralatan. Economic Education Analysis Journal, 5(3), 860.

Priadana, S., & Sunarsi, D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Tanggerang: Pascal Books.

Purwanto, N. M. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahayu, T. (2023). MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA MENINGKATKANNYA. In Herwati, M. Arifin, T. Rahayu, A. Waritsman, D. J. Solang, S. Zulaichoh, . . . B. Kristanto, MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN KONSEP TEORI DAN APLIKASI. Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: AAsdi Mahastya.

Sulistiyowati, E. (2013). Pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2), 311-330.

Ulum, M. (n.d.). Buku Statistik. Malang: Stikeswch.

Uno, H. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Wirda, Y., Ulumudin, I., Widiputera, F., Listiawati, N., & Fujianita, S. (2020). FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN HASIL BELAJAR SISWA. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Yudiyanto, A., & Teni. (2021). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(01), 105-117.




Reactions

Posting Komentar

0 Komentar